FOKUS SIBERk– Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, S.IP baru saja merayakan hari ulang tahunnya yang ke 65 pada Jumat, 8 Juli 2022.
Tentu banyak sukacita dari prestasi yang telah diraihnya selama mengabdi kepada negara hingga menjadi KSP sekarang ini.
Menjelang Moeldoko ulang tahun kejutan yang istimewa datang dari lembaga survei Political Weather Stations (PWS).
Lembaga itu merilis hasil survei terbaru tentang kelayakan para menteri dan pejabat setingkat menteri pemerintahan Joko Widodo – Maruf Amin maju sebagai calon presiden 2024.
Baca Juga:
CSA Index Februari 2025: IHSG Terimbas Sentimen Global, Pasar Modal Butuh Kejelasan Kebijakan
Penyegelan KLH Diduga Tak Didasari Asas-asas Pemerintahan yang Baik, Begini Tudngan PT MNC Land Lido
Tiga Besar Capres Potensial
Hasilnya, menurut Peneliti Senior PWS, Mohammad Tidzi AM dalam keterangan persnya secara daring pada Rabu, 5 Juli 2022, Moeldoko masuk jajaran 3 besar.
Kepala KSP Moeldoko mendapat dukungan yang sangat besar, setelah Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menparekraf
Sandiaga Uno.
Sedangkan tingkat keterpilihan menteri-menteri lainnya, berada di bawah Moeldoko, misalnya Menteri BUMN Erick Thohir dan Mensos Tri Risma Harini.
Baca Juga:
IBL TV Ungkap Kisah Perjuangan Atlet dengan Mini Series “KITA”
Grease The Musical di Jakarta: Drama, Romansa, dan Musik Legendaris dalam Satu Pertunjukan
Wamentan Sudaryono Pastikan Daging Sapi dan Kerbau Aman dan Terkendali, Jelang Bulan Suci Ramadhan
Menteri-menteri lainnya juga masuk daftar menteri yang layak nyapres pada 2024 nanti, namun elektabilitasnya tidak begitu signifikan.
Misalnya Menkopolhukam Mahfud MD, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Mendagri Tito Karnavian, dan Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
Profil Jenderal TNI (Purn) Moeldoko
Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko, S.IP adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Indonesia.
Baca Juga:
Begini Strategi Pemerintah Absorpsi Gabah Kering Panen untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Perjalanan karier Moeldoko sebagai jenderal yang dikagumi banyak orang terhitung mulus.
Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957 itu melesat namanya sejak menjabat Kasdam Jaya (2008).
Pada tahun 2010, dia mengalami tiga kali rotasi jabatan dan kenaikan pangkat mulai dari Pangdiv 1/Kostrad (Juni-Juli 2010), menjadi Pangdam XII/Tanjungpura (Juli-Oktober 2010) dan Pangdam III/Siliwangi (Oktober 2010-Agustus 2011).
Selanjutnya, pada Agustus 2011 menjabat Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional sebelum menjabat Wakasad (Februari 2013) hingga dipercaya sebagai Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KS AD) 22 Mei 2013.
Semula, sampai dia menjabat Wakil Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), tidak banyak orang yang memprediksi Moeldoko akan menjadi pengganti Laksamana TNI Panglima TNI (2010-2013) Agus Suhartono sebagai Panglima TNI.
Bahkan ketika Moeldoko dilantik jadi Wakasad pun masih hampir tidak ada yang memprediksi dia akan menjadi Panglima TNI.
Banyak orang justru mengira ipar Presiden SBY, Jenderal TNI Kepala Staf TNI-AD Pramono Edhie Wibowo (Kepala Staf TNI AD)-lah yang akan menjadi Panglima TNI.
Moeldoko diprediksi hanya akan menjadi Kepala Satuan Angkatan Darat.
Tak sampai dua bulan berikutnya, Moeldoko naik pangkat menjadi Letnan Jenderal dengan jabatan Wakil Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas).
Kemudian menjadi Wakasad pada Februari 2013 dan naik lagi menjadi Kasad pada 22 Mei 2013 dengan pangkat bintang empat (Jenderal).
Hanya tiga bulan berselang setelah menjabat Kasad, Presiden SBY menetapkannya sebagai calon tunggal Panglima TNI untuk kemudian mengikuti uji kelayakan dan kepatutan di Komisi I DPR-RI.
Saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan dalam Rapat Komisi I DPR, Agustus 2013, Moeldoko menjelaskan visi dan misinya, serta menjawab berbagai pertanyaan anggota Komisi I.
Akhirnya secara aklamasi kesembilan Fraksi di Komisi I menyetujui Jenderal TNI Moeldoko jadi Panglima TNI.
Persetujuan itu dibawa ke rapat paripurna pada 27 Agustus 2013 dan mendapat persetujuan akhir secara aklamasi.
Selanjutnya, persetujuan itu disampaikan kepada Presiden RI untuk menetapkan dan melantiknya menjadi Panglima TNI.
Setelah dua tahun menjabat Jenderal TNI, Moeldoko akhirnya pensiun pada 2015.
14 Juli 2015, Moeldoko secara resmi menyerahkan jabatannya pada Jenderal TNI yang baru, Gatot Nurmantyo.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo kembali menunjuknya sebagai Kepala Staf Kepresidenan dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024.***