KILASNEWS.COM – Calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto menerima sejumlah masukan dari akademisi dan ahli terkait program yang akan dijalankannya bersama cawapres, Gibran Rakabuming Raka.
Sejumlah masukan tersebut didapat Prabowo saat menghadiri ‘Dialog Publik Muhammadiyah bersama Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden Republik Indonesia’ di Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jawa Timur, Jumat (24/11/2023).
Salah satu usulan disampaikan oleh Sukadiono, rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya yang ditunjuk sebagai panelis bidang kesehatan dan kesejahteraan.
Dalam forum tersebut, Sukadiono menyoroti angka stunting Indonesia yang masih berada di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga:
Sapulangit Media Center Gandeng Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita
Usai Saling Klaim Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono ke Polisi
2 Orang Pria Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa di Jalur Kereta Api Wilayah Jatinegara, Jakarta Timur
Ia menilai progam pemberian susu dan makan siang gratis yang dicanangkan Prabowo-Gibran sudah tepat, namun belum ideal bila melihat kebiasaan makan warga Indonesia.
Baca artikel lainnya di sini: Sepakat dengan Cak Imin Soal Pemilu, Prabowo Subianto: Dapat Kawan Baru, Jangan Dilupakan Kawan Lama
Sukadiono memandang perlu langkah tindakan ekstrem untuk menekan angka stunting.
“Stunting masih menjadi problem bangsa kita. Ini belum cukup diberikan susu pada makan siang saja, karena kita tahu bangsa kita makannya tiga kali,” kata Sukadiono.
Baca Juga:
Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan, Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi
Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya
Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka Usai Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh
Merespons hal tersebut, Prabowo mengatakan akar stunting adalah kemiskinan.
Meski belum dapat dikatakan ideal, ia meyakini upayanya untuk memberi susu dan makan siang untuk anak-anak Indonesia akan berdampak.
“Kita sekarang akan memberi intervensi gizi langsung kepada anaknya. Sekarang saya bertanya, lebih baik teruskan keadaan seperti sekarang, tidak dikasih (makan untuk anak-anak).”
“Atau satu kali makan walaupun kita tahu idealnya tiga kali makan,” kata Prabowo.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Begini Karifikasi Artis Jennifer Coppen Soal Kedekatannya dengan Seorang Pemain Timnas Indonesia
“Kalau kita lihat banyak pengalaman negara lain, makan siang di sekolah ini lah salah satu cara untuk pemerataan, keadilan sosial, mengatasi kurang gizi dan menyiapkan SDM ke depan,” lanjut dia.
Prabowo pun mengaku optimis langkah tersebut akan membantu banyak rakyat Indonesia sekaligus menekan angka stuntin ekstrem jika konsisten dilakukan dalam beberapa waktu ke depan.
“Saya optimis ini akan memberikan dampak langsung,” tutur Prabowo.***