KILASNEWS.COM – Badan Pangan Nasional (Bapanas) diminta untuk memberikan solusi terkait dengan prediksinya soal kenaikan harga pangan.
“Jangan sekedar melakukan prediksi harga pangan, tetapi juga melakukan langkah antisipatif yang terukur, ” kata praktisi media dan komunikasi, BP Karjodihardjo.
Menurut Karjodihardjo, jika diprediksi akan naik mestinya langkah antisipatifnya adalah dengan membanjiri pasar dengan komoditas yang harganya akan naik.
“Operasi pasar juga bisa membantu mengatasi kenaikan harga komoditas,” kata Karjodihardjo, yang juga pendiri Fokus Siber Media Network (FSMN), Selasa, 6 Desember 2022.
Baca Juga:
Sapulangit Media Center Gandeng Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita
Usai Saling Klaim Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono ke Polisi
2 Orang Pria Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa di Jalur Kereta Api Wilayah Jatinegara, Jakarta Timur
Dikutip media ini dari RRI, Bapanas memperkirakan harga telur akan naik jelang Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Meski demikian, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meminta, agar kenaikan harga tidak melebihi harga Rp 30.000 per kilogram.
“Kalau naik ya mungkin sekitar 28 sampai 29 ribu jelang Nataru. Tapi kalau boleh jangan lebih dari 30 ribu khusus untuk telur,” katanya dalam rekaman suara yang diterima RRI, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, permintaan telur selalu meningkat jelang momen-momen tertentu seperti Nataru.
Baca Juga:
Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan, Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi
Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya
Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka Usai Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh
Namun sayang, permintaan yang meningkat itu tidak sebanding dengan produksi di tingkat peternakan.
Hal itu menjadi tantangan kenaikan harga ketika memasuki momen-momen Nataru dan momen besar lainnya.
“Tetapi memang kalau khusus telur, ayam itu kan tidak bisa untuk bertelur dipaksa sehari 2 kali atau 3 kali, dia kan mesti satu kali,” jelasnya.
“Pada saat permintaan cukup tinggi, jelang natal dan tahun baru itu memang tantangan untuk kita.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Begini Karifikasi Artis Jennifer Coppen Soal Kedekatannya dengan Seorang Pemain Timnas Indonesia
Jadi biasanya permintaan tinggi, produksinya kan segitu-gitu aja,” ujarnya.
Untuk itu, Arief mengaku telah berkoordinasi dengan produsen hingga asosiasi peternak agar kenaikan harga telur tidak terlalu tinggi.
Saat ini harga telur yang wajar di kisaran Rp 24.000 di tingkat peternakan dan Rp 27.000 di tingkat konsumen.
“Nah itu makanya sekitar 3 minggu lalu kita bercurhatlah kepada temen-temen produsen, dengan Asosiasi peternak, Asosiasi peternak layer.”
“Kita sampaikan bahwa, kita himbau naiknya tuh jangan terlalu tinggi lah. Kita kan cost productionya juga kita hitung sama-sama,” ungkapnya.***