KILASNEWS.COM – Polusi lalu lintas telah lama dikaitkan dengan masalah kesehatan. Sebuah studi menemukan bahwa menghirup asap knalpot, bahkan meski hanya beberapa jam dapat merusak fungsi kognitif otak.
Seperti dilansir dari laman Daily Mail, Jumat, 10 Februari 2023, para peneliti di Kanada menyebut kerusakan tersebut menyebabkan perubahan yang signifikan hanya dalam waktu dua jam.
Polusi udara tidak hanya mengikis kesehatan saraf, tetapi juga meningkatkan risiko kematian.
Dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Kesehatan Lingkungan, para peneliti di University of British Columbia dan University of Victoria mengungkapkan bahwa para subjek, yang terdiri dari 25 orang berusia 19-49 tahun dipaparkan ke dua udara yang berbeda, udara bersih yang disaring dan udara yang terkontaminasi knalpot pada waktu yg berbeda selama 120 menit.
Baca Juga:
Sapulangit Media Center Gandeng Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita
Usai Saling Klaim Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono ke Polisi
2 Orang Pria Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa di Jalur Kereta Api Wilayah Jatinegara, Jakarta Timur
Selama waktu tersebut, subjek dalam penelitian mengendarai sepeda statis dengan usaha ringan selama sekitar 15 menit untuk meningkatkan inhalasi.
Semua subjek menjalani pemindaian MRI sebelum dan sesudah paparan untuk memantau aktivitas otak pada tahapan yang berbeda.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa dengan menghirup knalpot diesel dapat menurunkan konektivitas fungsional.
Fungsi tersebut berpengaruh terhadap bagian otak yang mengatur interaksi dan komunikasi manusia.
Baca Juga:
Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan, Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi
Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya
Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka Usai Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh
Dr Chris Carlsten, seorang penulis studi senior mengatakan, “Orang-orang mungkin ingin berpikir dua kali pada saat mereka terjebak kemacetan dengan jendela yang dibuka.”
“Penting untuk memastikan filter udara mobil Anda berfungsi dengan baik dan jika Anda sedang berjalan atau bersepeda di jalan yang sibuk, pertimbangkan untuk beralih ke rute yang tidak terlalu padat,” jelasnya.
Para peneliti secara khusus memusatkan perhatian pada perubahan jaringan mode default otak (DMN).
Ini merupakan satu set daerah di otak yang lebih aktif selama tugas pasif daripada tugas yang menuntut perhatian eksternal yang terfokus.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Begini Karifikasi Artis Jennifer Coppen Soal Kedekatannya dengan Seorang Pemain Timnas Indonesia
Kerusakan pada DMN memengaruhi beberapa area otak termasuk korteks prefrontal medial, korteks cingulate posterior, lobus parietal inferior, korteks temporal lateral, dan formasi hippocampal.
Aktivitas di DMN melonjak saat kita bangun dan tidak terlibat dalam kegiatan tertentu. Misalnya, ketika kita sedang melamun, mengingat kembali kenangan, membayangkan masa depan, memantau lingkungan kita, memikirkan niat orang lain, dan sebagainya.
“Kami tahu bahwa konektivitas fungsional yang berubah di DMN telah dikaitkan dengan penurunan kinerja kognitif dan gejala depresi, jadi mengkhawatirkan ketika melihat polusi lalu lintas mengganggu hal yang sama,” Dr Jodie Gawryluk, seorang psikolog di University of Victoria dan penulis pertama studi.
“Sementara penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampak fungsional dari perubahan ini, ada kemungkinan hal itu dapat merusak pemikiran atau kemampuan orang untuk bekerja,” sambungnya.***