FOKUS SIBER – Direktur eksekutif Survey and Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara kembali merilis hasil survei yang dilakukan lembaganya, untuk memotret kembali seperti apa potensi suara di Pilpres 2024 mendatang.
Salah satu indikator yang digunakan di dalam survei tersebut adalah mengukur tingkat elektabilitas dengan konsep perbandingan (head to head) nama-nama Capres potensial.
Tujuannya adalah untuk mengukur seperti apa indikasi perspektif masyarakat terhadap nama calon yang disodorkan.
Prabowo Subianto lawan capres potensial.
Baca Juga:
Sapulangit Media Center Gandeng Rilispers.com Pasarkan Publikasi Press Release di 150+ Portal Berita
Usai Saling Klaim Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla Laporkan Agung Laksono ke Polisi
2 Orang Pria Ditemukan Tergeletak Tak Bernyawa di Jalur Kereta Api Wilayah Jatinegara, Jakarta Timur
Dari perspektif head to head, ditemukan nama Menteri Pertahanan Republik Indonesia itu berada di posisi unggul jika dihadapkan dengan 6 (enam) nama.
Ketujuh nama tersebut antara lain ; Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Airlangga Hartarto dan Muhaimin Iskandar.
Salah satunya adalah ketika dihadapkan dengan Ganjar Pranowo.
Didapati suara publik lebih mendominasi Prabowo Subianto dengan 52,8 persen.
Baca Juga:
Usai Resmi Dipecat PDI Perjuangan, Budi Arie Setiadi Sebut Banyak Partai yang Mau Tampung Jokowi
Kasus Dugaan Penggelapan Dana oleh Managemennya, Artis Cantik Wika Salim Datangi Polda Metro Jaya
Pengasuh Daycare di Depok Jadi Tersangka Usai Siram Pakai Air Panas hingga Punggung Bayi Melepuh
Sedangkan Ganjar hanya memperoleh 38,5 persen dengan undecided voters 8,7 persen.
Lalu ketika Prabowo Subianto dihadapkan dengan Anies Baswedan pun ia tetap unggul.
Dimana Prabowo Subianto mendapat 53,4 persen, sementara Anies hanya mendapat 38,1 persen dengan undecided voters 8,5 persen.
Sementara ketika dihadapkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pun, Prabowo juga malah jauh lebih unggul, yakni mendapatkan 58,9 persen.
Baca Juga:
Dituntut Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar; Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH
Begini Karifikasi Artis Jennifer Coppen Soal Kedekatannya dengan Seorang Pemain Timnas Indonesia
Sementara AHY hanya mendapatkan 27,7 persen dengan undecided voters 13,4 persen.
Apalagi jika dihadapkan dengan Erick Thohir, Prabowo Subianto jelas sangat jauh lebih unggul, yakni mendapatkan 60,3 persen.
Sedangkan Erick hanya mendapatkan 24,3 persen dengan undecided voters 8,7 persen.
Selanjutnya, Igor mencoba membandingkan dengan dua nama capres potensial lainnya, yakni Airlangga Hartarto maupun Muhaimin Iskandar.
Lawan dua Ketua Umum Partai Politik ini pun, Prabowo masih jauh lebih unggul. Prabowo Airlangga (65 persen vs 20,9 persen, dengan undecided voters 14,1 persen).
Sementara Prabowo Muhaimin (68,2 persen vs 14,7 persen, dengan undecided voters 17,1 persen).
“Semua capres tak dapat memenangkan pertarungan bila berhadapan dengan Prabowo.”
“Berhadapan dengan Ganjar, Anie.s dan AHY, Prabowo mampu memeroleh tingkat elektabilitas di atas 50 persen,” kata Igor dalam rilis surveinya, Rabu, 13 April 2022.
Sementara ketika dihadapkan dengan Erick hingga Muhaimin, tingkat elektabilitas Prabowo bisa lebih besar lagi, yakni di atas 60 persen.
“Elektabilitasnya terus meningkat bila berhadapan dengan capres lain,” ujarnya.
Lantas bagaimana jika nama Prabowo Subianto dikeluarkan dari pola head to head tersebut, nama seperti Ganjar, Anies maupun AHY langsung merangkak naik.
Namun sayangnya tidak bisa lebih besar ketika Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu dilibatkan.
“Pola umum kedua adalah bila Prabowo dihilangkan dari simulasi ini maka undecided voters meningkat.”
“Ganjar bersaing sengit Anies namun dari semua capres tidak ada yang mampu meraih angka di atas 50 persen,” terangnya.
Survei SPIN dilakukan pada tanggal 28 Maret sampai 7 April 2022 dengan total jumlah responden 1.230, berusia minimal 17 tahun yang tersebar di 34 provinsi, dengan metode multi-stage random, tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error (MoE) sebesar ± 2,8 persen.
Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner. Kontrol kualitas 10 persen dari sampel.***